haruskah berlari untuk mengejar yang tak pasti. Ataukah berhenti untuk nikmati kebodohan-kebodohan diri. Untuk apa semua ini? Kepuasankah... tapi aku sadar, hidup bukan untuk meratapi kesalahan. Hidup akan terus berjalan meski ku hanya diam meratap. Apa yang sebenarnya kuratapi? Sebuah nasib yang tak kunjung berubah, ataukah sebuah perjalanan yang tak segera temui titik terang. Iya perjalanan dalam menemukan cinta. Dua persoalan dalam hidupku yang membuat hilang gairah, seakan tak ada gunanya lagi hidup yang akan datang. Kadang hati berontak ingin terus berjuang, tapi raga sudah terlanjur pasrah. Berharap ada bidadari yang datang dan mampu mengubah alur cerita ini. Tapi kurasa itu tak mungkin bila ku hanya berdiam diri disudut ruang. Untuk sekedar membuka pintu pun aku tak sanggup, terlalu takut menghadapi kenyataan. Selemah inikah jiwaku, yang mudah rapuh diterpa badai asmara. Tidak... tunggu dulu, ada sebuah kekuatan yang masih mengalir. Tak pernah kusadari, kekuatan yang justru datang dari orang yang telah renta. Masih sanggup memberikan energi kepada pemuda lemah yang tengah patah arang. Sebuah kasih sayang dari kedua orang tuaku yang tak henti-hentinya mereka berikan.
Rabu, 03 Agustus 2016
Sabtu, 30 Juli 2016
"untuk sebuah kata"
Berbicara tentang hidup, iya hidup, satu kata yang mempunyai banyak persepsi. Mungkin setiap manusia memiliki arti lain. Dan ketika ada sebuah pertanyaan datang padaku apa arti hidup? aku belum menemukan arti hidup yang sesungguhnya, karena kehidupan ini semu. Melihat sekeliling orang dalam menjalani kehidupannya, aku sering bertanya-tanya, apa yang mereka cari di kehidupan ini. ada yang sibuk mengejar gengsi guna memenuhi sebuah gaya hidup hingga mereka kehilangan jati diri. ada juga yang terlalu sibuk mencari harta hingga lupa di hari akhir semua itu tak berguna. dan ada juga yang hidup sederhana bahkan cenderung tak punya tapi justru bisa menikmati kehidupn ini. Apa sebenarnya arti hidup ini? Apa aku terlalu sibuk memperhatikan orang lain hingga lupa mengartikan hidup untuk diri sendiri, entahlah aku hanya seorang manusia biasa yang sebatas menjalani proses kehidupan.
Terlalu sibuk memperhatikan kurasa suatu hal yang kurang baik. Sebuah proses yang seharusnya berjalan menjadi terhenti. Tak ada perubahan yang dapat dilakukan, menjadi seperti kehilangan arah. Tak tau lagi kemana kaki harus melangkah dan takut menentukan arah. Mungkin ini sebuah titik balik untuk diriku sendiri. Fokus dengan hidup yang akan dijalani. Mulai memperhatikan diri sendiri mungkin menjadi langkah awal yang harus dilalui. Selebihnya mengalir saja bagai aliran air, dan hanya waktu yang mampu membuktikannya.
Terlalu sibuk memperhatikan kurasa suatu hal yang kurang baik. Sebuah proses yang seharusnya berjalan menjadi terhenti. Tak ada perubahan yang dapat dilakukan, menjadi seperti kehilangan arah. Tak tau lagi kemana kaki harus melangkah dan takut menentukan arah. Mungkin ini sebuah titik balik untuk diriku sendiri. Fokus dengan hidup yang akan dijalani. Mulai memperhatikan diri sendiri mungkin menjadi langkah awal yang harus dilalui. Selebihnya mengalir saja bagai aliran air, dan hanya waktu yang mampu membuktikannya.
Langganan:
Postingan (Atom)